Tanggal 6 November 2018 kemarin, pianis bernama Ananda Sukarlan bertemu Jenderal TNI (Purn.) Dr Moeldoko dari KSP dalam Forum Group Disscusion (FGD) manajemen talenta bidang seni dan budaya dengan beberapa narasumber ahli, Selasa, 6 November 2018 di Gedung Bina Graha, Kantor Staf Presiden, Jakarta. Beliau punya apresiasi sangat besar terhadap seniman dan pekerja kreatif di Indonesia.
“Indonesia mempunyai banyak orang hebat di bidang seni dan budaya, namun potensi-potensi ini belum dikelola secara baik. Maka dari itu, dibentuk sistem manajemen talenta untuk mengelola talenta yang ada sehingga berkontribusi dan berdampak bagi kemajuan nasional, ” katanya.
Dalam pertemuan ini juga ada Dirjen Kebudayaan Kemendikbud, Hilmar Farid yang menyatakan bahwa ada potensi luar biasa namun belum dirumuskan. Empat hal yang perlu dilakukan yaitu perlindungan budaya, pengembangan budaya, pemanfaatan yang dihasilkan dari perkembangan budaya, dan pembinaan kepada Sumber Daya Manusia.
Sedangkan Frans Sartono, Dir Program Bendera Budaya mengatakan bahwa selama ini minimnya ruang dan panggung menjadi hambatan bagi pelaku seni.
“Kita tidak memiliki panggung. Panggung di dunia hiburan hanya menekankan aspek komersil, menarik iklan saja. Butuhnya ruang bagaimana orang-orang yang tidak mendapatkan panggung kita berikan wadah,” ujarnya.
Tak ingin kehilangan kesempatan, Ananda Sukarlan menjelaskan apa saja yang bisa dilakukan oleh pekerja kreatif dalam mendukung dan menyemangati para penyandang disabilitas, misalnya memberi contoh permainan piano dengan satu tangan, sehingga bagi anak-anak yang hanya punya satu tangan, tidak patah semangatnya saat ingin belajar musik.